Saya mengabdi di Pulau luang, Desa Luang Timur, Kecamatan Mdona Hyera. Kabupaten Maluku Barat Daya. Di pulau itu hanya terdapat 2 desa, sementara desa yang lainnya berada satu pulau dengan pusat kecamatan yang bisa ditempuh dengan waktu 5 jam dengan menggunakan perahu motor yang berbahan bakar solar.
dari Sumatera, untuk bisa sampai di pulau luang. Saya harus ke Kupang dahulu. Kemudian dari pelabuhan kupang harus menumpangi kapal barang bernama Kapal Cantika 88 dan berlayar selama 4 hari. Selama di kapal, saya tidak bisa mandi karena kamar mandi hanya 1 dan itu digunakan oleh Anak Buah Kapal. Kapal ini harus singgah di dermaga yang dilewati untuk menurunkan dan menaikkan penumpang. Waktu itulah yang saya pergunakan untuk keluar dari kapal untuk menumpang mandi ke rumah-rumah warga yang ada di pulau-pulau itu, terkadang saya hanya punya waktu untuk sikat gigi dan cuci muka.
Di pulau penempatan saya tidak ada dermaga, begitu juga di pusat kecamatan. sehingga saat kapal berlabuh di pusat kecamatan itu saya pun harus turun melalui tangga kapal yang sederhana, yang sering disebut dengan tangga monyet, kemudian langsung melompat ke atas perahu motor yang sudah menunggu di bawah. jika ada gelombang, maka akan sangat susah untuk melompat ke perahu motor. dan dari pusat kecamatan saya melanjutkan perjalanan selama 5 jam, untuk sampai di pulau luang.
Untuk sekedar sampai di Pulau luang, nyawa harus menjadi taruhan atas pengabdian di pulau ini. di pulau ini sangat susah dibangun dermaga. karena jarak antara kampung (pulau) ke laut dalam sangatlah jauh yaitu sekitar 3 km. Sehingga tidak mungkin untuk membangun dermaga sepanjang 3 km dalam waktu dekat.
Sesampai di sana, saya ditugaskan di SMK Perikanan Mdona Hyera. Siswa SMK ini belum pernah bertemu dengan guru dengan pendidikan bahasa inggris. Selama ini mereka hanya diajar oleh guru-guru honor yang berlatar pendidikan non keguruan tetapi bisa bahasa inggris walau hanya sedikit.
Saat mengajar di kelas, saya mulai, materi pelajaran bahasa inggris dari Alphabet A-Z dan angka 1-100.
Sekolah yang berada tepat di tepi pantai ini merupakan sekolah baru. semua siswa tidak ada yang memiliki buku cetak dan kamus. Mereka hanya bisa mengandalkan buku tulis dan pulpen. Setiap hari saya harus mencatatkan materi di papan tulis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar